Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel. Untuk menggunakan uji ini, atribut yang kita perlukan adalah 1) data rata-rata perlakuan, 2) taraf nyata, 3) derajad bebas (db) galat, dan 4) tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.Perlu anda ketahui bahwa uji BNT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam minimal berpengaruh nyata. Tapi bagaimana kalau hasil analisis ragam tidak berpengaruh nyata apakah bisa dilanjutkan dengan uji BNT? Jawabnya bisa. Tapi yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah perlu menguji perbedaan pengaruh perlakuan jika ternyata perlakuan yang dicobakan sudah tidak memberikan pengaruh yang nyata? Bukankah apabila perlakuan tidak berpengaruh berarti perlakuan t1 = t2 = t3 = tn, yang berarti pengaruh perlakuannya sama. Jadi sebenarnya pengujian rata-rata perlakuan pada perlakuan-perlakuan yang tidak berpengaruh nyata tidak banyak memberikan manfaat apa-apa.
Baiklah, sebagai contoh saya ambil data berikut ini yang merupakan data hasil pengamatan pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi (gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai. Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :

Selengkapnya silahkan DOWNLOAD DI SINI
Baiklah, sebagai contoh saya ambil data berikut ini yang merupakan data hasil pengamatan pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi (gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai. Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :
Selengkapnya silahkan DOWNLOAD DI SINI
aih pusing >o<
ReplyDeletetp penjelasannya sudah cukup jelas =)
lha trus beda BNJ dengan BNT apa dong?
ReplyDeleteTo: Sigit Priyambodo
ReplyDeleteBeda uji BNJ dan BNT itu terletak pada cara penggunaannya. Uji BNT digunakan untuk perbandingan nilai rata-rata yang direncanakan terlebih dahulu sebelum percobaan dilakukan. Sedangkan uji BNJ digunakan untuk perbandingan yg tidak direncanakan sebelum percobaan dilakukan. Perbedaan yang kedua adalah Uji BNT itu lebih teliti tetapi jumlah rata-rata perlakuan yang dibandingkan terbatas, biasanya kurang dari 5, sedangkan uji BNJ tingklat ketelitiannya kurang tinggi, tapi bisa menguji perbandingan rata-rata perlakuan lebih dari 5.
This comment has been removed by the author.
Deleteterima kasih ilmunya pak
Deletemohon penjelasan pak, dalam suatu rancangan penelitian menggunakan anava, kenapa digunakan uji BNT?
apa boleh hanya anava saja?
terima kasih
tolong contoh yang menggunakan rancangan acak lengkap
ReplyDeletetrims banyak pak..saya terbantu sekali ulasan BNTnya.
ReplyDeleteTO Heryadi
ReplyDeletethanks ya udah mampir di blog saya yang sederhana ini. semoga bermanfaat ya.
sedikit komentar mengenai tulisan yang bapak buat
ReplyDeletemenurut saya setelah membaca steel and torrie bnt digunakan untuk membandingkan dua perlakuan saja, kalau kasus analisis di atas bapak mencari perlakuan terbaik. uji lanjut yag tepat untuk mencari perlakuan terbaik adalah Uji jarak ganda duncan (DMRT) karena semua bisa dibandingka.
angka DMRT selalu lebih besar dibandingkan BNT jadi tingkat ketelitian lebih besar BNT namun BNT hanya untuk membandingkan dua perbandingan saja.
makasih banget buat ilmunya...
ReplyDeleteaku jadi bisa ngerjain tugas kuliah aku...
terimakasih.. aku jadi ikut kebantu....
tulisannya lengkap...
hm... mau nanya..
kalo uji lanjutan atau uji berpasangan tau ngga????
To: Fuad Nur Aziz.
ReplyDeleteYa memang benar, BNT itu untuk membandingkan antara dua nilai rata-rata. Cuman kalau kita bandingkan satu persatu kayanya terlalu kepanjangan, makanya saya ringkas dgn cara seperti ini, namun pada intinya tetap membandingkan 2 nilai rata-rata.
To: Nurul.
ReplyDeleteAlhamdullillah bisa bermanfaat.
Setahu saya kalau uji berpasangan atau biasa disebut Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gulma yang mati sebelum diberi herbisida merk tertentu maupun sesudahnya.
ada beberapa buku yang mengatakan 'beda perlakuan pada uji BNT tidak boleh lebih dari 5', mengapa pada uji BNT beda perlakuan tidak boleh dari 5?
ReplyDeleteMohon bantuan penjelasan Uji BNT untuk interaksi 2 faktor (anava menunjukkan signifikan pada interaksi 2 faktor)...Terima Kasih.
ReplyDeleteapa bpk memiliki tabel BNT 5% dan 1%, bila ad bisakan dkirimkan ke email perkedel_statmet@rocketmail.com
ReplyDeletethanks
apa bpk memiliki tabel BNT 5% dan 1%, bila ad bisakan dkirimkan ke email perkedel_statmat@rocketmail.com
ReplyDeleteTo Anonim:
ReplyDeleteCoba download pada artikel "Tabel Statistika" pada blog ini. Disitu ada tabel t untuk uji BNT
Aww . . Mohon pencerahan, klo ngitung BNT untuk Rancangan Tersarang gimana ya ? Misalkan saja terdapat beda nyata pada perlakuan maupun yang tersarang didalamnya .. Terima kasih.
ReplyDeletesekarang susah ya buka blognya....mana harus download dulu klo mau baca...repot
ReplyDeleteTo Anonim:
ReplyDeleteUtk rancangan tersarang, artikelnya masih under construction. Nanti kalau udah siap, pasti saya posting.
To Anonim:
ReplyDeleteUtk materi artikelnya memang sengaja saya kasih link downloadnya saja. Hal ini untuk mencegah tindakan Flagiat saja.
bagaimana dg uji duncan ??
ReplyDeletemau tanya, kelebihan dan kekurangan BNT dan DMRT apa saja?? kapan itu kedua uji tersebut digunakan?? jika dengan jumlah kombinasi perlakuan 9 dengan uji BNT sudah didapatkan hasil untuk menjawab tujuan penelitian, apa perlu menggunakan uji DMRT karena kombinasi perlakuan >9?? jawab yaaa. . makasih. .
ReplyDeleteTo Anonim:
ReplyDeleteKalau kombinasi perlakuan sudah 9 ke atas, gunakan DMRT, karna kalau menggunakan BNT sudah tidak teliti lagi. BNT akan bagus kalau perlakuan kita paling banyak 5.
ma kasih atas penjelasan, tapi agak susah kalo perlakuannya banyak susah tuk mandingkan satu per satu.
ReplyDeleteApa beda uju BNT 5% dengan 1%, mana yang lebih baik
ReplyDeletemasihh bingung sama uji BNT,BNJ dan UJBD.. aplikasinya...kapan digunakan untuk uji-uji tersebut... tolong pencerahannyaa...
ReplyDeleteterima kasih atas ilmunya pak.. sya juga mau tanya, saya kan penelitiannya pake RAK dengan 10 perlakuan 3 ulangan.. apa bisa dipakai uji bnt untuk melihat pengaruh tiap perlakuan. terima kasih.
ReplyDeleteTo Anonim: Sebaiknya pakai uji DMRT. Kalau maksain pakai BNT, BNT akan semakin berkurang ketelitiannya kalau jumlah perlakuannya semakin banyak (lebih dari 6 perlakuan)
ReplyDeleteTo Anonim:
ReplyDeleteKalau menginginkan perlakuan yang terbaik lebih banyak untuk direkomendasikan, gunakan yang 5%. Jadi prinsipnya semakin kecil taraf nyata yang digunakan (misal 1%) maka semakin kecil juga kesempatan perlakuan yang lain untuk menjadi perlakuan yang terbaik.
Masih blum mudeng,,, tp terimakasih ilmunya pak,,,
ReplyDeletewahh, sangat bemanfaat infonya
ReplyDeletetrimakasih pak ilmunya sangat membantu dlm rancangan percobaan skripsi
pak galat itu apa yah?? saya menggunakan perhitungan Anava du arah manual dalam handout saya yang diberi dosen dalam tabel SK cuma ada blok, main plot, eror perlakuan, sub plot variasi, interaksi, eror interaksi, terakhir Total. mohon bantuannya pak.., terima kasih
ReplyDeletesaya penelitian pakai Rancangan RAKL dg 2 faktor perlakuan yaitu macam media (3) dan veritas(3) sehingga didapatkan 9 kombinasi perlakuan. awalnya saya merencanakan memakai uji lanjut DMRT. tp sm dosen saya disuruh pake BNT, saya bingung, knp pake BNT? bukankah BNT digunakan bila kombinasi perlakuan kurang dr 5?
ReplyDeletetrims buanget, sy sngat terbantu dengan ulasanx kebetulan tesis sy menggunakan bnt. bagaiman menghitung bnt dengan RAK
ReplyDeletemau tanya dong...kok yang P2 itu diikuti huruf "d" ya? bukannya disitu tertulis huruf "e" ?bingung nih.. hehe makasih ya buat infonya..
ReplyDeleteto: shine like star.
ReplyDeleteYups, yang benar yang diikuti huruf "e". Dan sudah saya koreksi. Trims untuk koreksinya.
mantapppp
ReplyDeletetengkyu pak..
ReplyDeletedb galat bukannya 14 om, kan perlakuannya ada 7 7x (3-1) =?????
ReplyDeleteTo Anonim:
DeleteIni menggunakan RAK, bukan RAL. Makanya db galatnya seperti itu.
masih bingung pak untuk perbedaan yang jelas antara DMRT dan BNT.. kalau hasil analisis ragam tidak berpengaruh nyata, uju lanjut apa yg bisa digunakan pak?
ReplyDeleteuntuk membandingkan perlakuan terbaik dengan produk lain apakah menggunakan uji T pak?
thanks
Kalau hasil analisis ragam tidak berpengaruh nyata, tidak perlu dilakukan uji lanjut ke uji beda nilai rata-rata pengaruh perlakuan.
DeleteKalau hanya dua nilai rata-rata yang dibandingkan bisa digunakan uji t.
bagaimana dengan uji bnt dari RAL Faktorial, apakah sama dengan RAL? tolong dijelaskan caranya ya
ReplyDeletekalau di spss gimana caranya?? (bevo, bengkulu)
ReplyDeleteselamat malam pak.....mau tanya...kalau dalam suatu penelitian membuat rancangan percobaannya menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial..yaitu dngan 2 faktor.dengan jumlah perkuan 4 dan di ulang sebanyak 4 kali...apakah bisa? Tolong bapak jelaskan..terima kasih
ReplyDeleteSebenarnya tidak hubungannya antara rancangan rancangan lingkungan (RAL, RAK, RBSL) dengan Rancangan Perlakuan (Ex. Tunggal atau perlakuan). semuanya bisa saja dijalankan.Maksud saya ketika kita menggunakan RAL maka kita tidak harus menggunakan rancangan perlakuan faktor tunggal atau ketika kita menggunakan rancangan faktorial dua faktor misalnya, maka kita tidak harus menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
DeleteAssalamuallaikum wr.wb.bapak saya sari mahasiswa universitas lampung.
ReplyDeletesaya penelitian dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor. ada 2 data dalam satu perlakuan yang hilang. bagaimana kira-kira solusinya pak? dan bagaimana cara menglakukan homogenitas, transformasi, analisisdan uji lanjut menggunakan spss versi 17 untuk Rak dgn 2 faktor : faktor 1) saya menngunakan varietas tanaman terong dan 2) konsentrasi ekstrak kolkisin: dengan 3 ulangan.
tlong balas secepatnya ya pak. ini email saya: mulyasari23@gmail.com.
terimakasih sebelumnya pak
masih kurang mengerti dgn pernyataan yg ini pak "Karena pemberian huruf “d” juga melewati huruf “c” sebelumnya, maka pemberian huruf d ini tidak dibaikan/dibatalkan. " melewati itu mksdny yg gmna y..
ReplyDeletepak, apakah punya contoh BNT yang percobaannya 3 faktor? terimakasih pak sebelumnya.......
ReplyDeletekalo dalam satu peneitian terdapat 3 uji lanjut yg berbeda. gmn maksudnya tuh?? mhon pnjelsannya. trm ksh
ReplyDeleteTentunya harus ada alasan logis mengapa harus menggunakan 3 uji lanjut sekaligus. Karna biasanya kita hanya menyepakati 1 uji lanjit saja yg didunakan.
Deletemaaf mau tanya
ReplyDeletesaya penelitian rancangan pakai RAKL dengan 2 faktor yaitu: 3 macam pupuk dan 3 macam varietas terdapat 9 kombinasi perlakuan? trs dilanjut dg uji BNT. apakah itu bisa menggunanakan spt itu? mohon pencerahannya trimakish
Mohon sebutkan nama anda ya.
DeleteKalau untuk menguji 9 kombinasi perlakuan sebaiknya gunakan uji DMRT karena uji ini tingkat ketelitiannya tinggi dan cocok untuk membandingkan perlakuan yang banyak (> 6). BNT tidak disarankan utk menguji perlakuan yg banyak karena tingkat ketelitian BNT akan berkurang seiring dengan bertambahnya perlakuan yang di uji. (BNT lebih baik utk perlakuan < 5)
Deletemaaf pak ini udah saya sebutkan
Deleteo ya pak maaf kalau misal itu pake DMRT trs ternyata KK nya dibawah 10% gimana pak? harus ganti pake BNT kah?
trimakasih
Sangat bermanfaat ilmu'a
ReplyDeletetrimakasih
Alhamdulillah..
Deletepak ko' ini blog nya ga bisa dicopy ya? pdhal saya mau ngopy file nya! buat belajar.
DeleteMaaf pak, yang dimaksud dengan r (kelompok) itu apakah ulangan?
ReplyDeleteJika yang beda nyata adalah faktor tunggal saja (misal faktor A saja), apakah tetap dipakai DMRT atau BNT? mengingat faktor A hanya terdiri dari A1 dan A2. Mohon penjelasannya
Terima kasih ilmunya
ReplyDeletepak saya mau tanya, kalau jumlah perlakuan 5 dan ulangan 5 maka analisis datanya memakai BNT atau BNJ pak?
ReplyDeletepak, mohon bantuannya, data saya faktorial dengan 2 faktor. setelah anova, kedua faktor tunggal signifikan, tetapi tidak ada interaksi. di sisi lain, salah satu faktor tunggal tidak signifikan tetapi terdapat interaksi yang signifikan. bgaimana penjelasannya ya pak. trims
ReplyDeletepak, boleh saya minta tabel distribusi t yang versi lengkap. terima kasih pak. mohon dikirim ke email saya. fazza.rahmalita@gmail.com
ReplyDeleteTerimakasih pak, atas berbagi ilmu lewat media dan bisa dirasakan oleh banyak orang.
ReplyDeletemat malam pak tolong jelaskan cara menghitung 4 perlakuan dan 3 kali ulangan dgn hama walang sangit mati semua dalam satu minggu menggunakan ekstrak daun tembakau + daun sirsak hanya daun tembaakau saja ,hanya daun sirsak saja?
ReplyDeleteterima kasih pak. blog nya sangat bermanfaat
ReplyDeletemohon pencerahannya pak, penelitian saya menggunakan 3 perlakuan & 9 ulangan dengan rak...data saya berdistribusi normal namun tidak homogen karena sig 0,015<0,05...apakah sidik ragam saya sah?
ReplyDeleteapakah dalam rak juga mutlak diperlukan homogenitas data?
statistik parametrik mutlak harus ada uji homogenitas dan uji normalitas
DeleteAnda Kebingungan Dan Kesulitan Menyelesaikan Skripsi, Tesis, Disertasi
ReplyDeleteKarena Pusing Mikirin Olah Data Analisis Statistika Dengan SPSS, AMOS
LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, DEA
Serahkan Dan Percaya Kepada Kami.
Kami Siap Bantu Anda.
Olah Data Semarang (Timbul Widodo)
WA : +62 852-2774-6673
IG : olahdatasemarang